
Komisi Penyelenggara Pemilihan Raya Universitas Diponegoro (KPPR Undip) menggelar Roadshow di Fakultas Ilmu Budaya sebagai bentuk kampanye lisan melalui pemaparan Grand Design Organization (GDO) setiap calon dan diikuti oleh sesi tanya jawab, Selasa (10/12/24) sore pukul 16.00 WIB di Gedung Serba Guna Fakultas Ilmu Budaya (GSG FIB).
Panelis dari Ketua BEM FIB Undip 2024, Affiq Malik Azhar, menyampaikan bahwa kedua pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro 2025, Arkan Fadillah–Sajidah Nurfazira (Arkan–Sajida) dan Aufa Atha Ariq Aoraqi–Khayimas Atha Chisbaini (Ariq–Khayi), sukses memaparkan GDO mereka dalam gelaran Roadshow di Fakultas Ilmu Budaya.
“Dalam konteks pengkritisan dari gagasan itu sendiri, saya rasa itu sudah cukup ya, pada akhirnya calon berhasil untuk memaparkan gagasan-gagasan mereka mau itu dari MWA UM (Majelis Wali Amanat Unsur Mahasiswa) dan calon Ketua BEM dan Wakil Ketua BEM Undip itu sendiri,” ungkap Affiq.
Hasil analisis kedua calon pasangan mengenai karakteristik mahasiswa FIB yang condong terhadap hal-hal berbau non-akademik seperti minat dan bakat membawa baik Arkan – Sajida maupun Ariq – Khayi untuk membawakan solusi untuk mahasiswa FIB secara umum.
Pasangan calon nomor urut satu, Arkan – Sajida memaparkan bahwa untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan ruang berekspresi mahasiswa FIB tersebut, perlu adanya sistem yang memberikan apresiasi dan pewadahan dalam bentuk Angka Kredit Mahasiswa yang dikuatkan oleh regulasi melalui top-down strategy.
“Pelayanan yang kami berikan kepada teman-teman FIB ya adalah bagaimana kita turut mewadahi dari Angka Kredit Mahasiswa yang harapannya memang Angka Kredit Mahasiswa ini menjadi motor penggerak dari kegiatan-kegiatan non-akademik teman-teman FIB. Pewadahan dan pengekspresian yang turut dikawal dengan kebijakan-kebijakan dan advokasi yang aspiratif dari teman-teman BEM Undip yang nantinya akan kebijakannya dan strateginya adalah top-down strategies, bagaimana nanti dari pihak universitas melalui Rektorat itu menurunkan apa yang bisa diberikan kepada teman-teman FIB melalui Dekanat,” terang Arkan.
Dengan hasil analisis yang kurang lebih sama, pasangan calon nomor urut dua, Ariq – Khayi, menggagas salah satu program kerja unggulan mereka, Diponegoro Cultural Week yang dalam rencananya akan diadakan tiap tahun melalui kolaborasi dengan BEM, UKM, hingga band-band FIB. Gagasan tersebut yakin mereka sampaikan berdasarkan kolaborasi yang sebelumnya telah dilakukan di Band War Festival.
“Kami menghadirkan program-program kerja unggulan bernama Diponegoro Cultural Week yang mana nantinya juga bisa berkolaborasi dengan kawan-kawan di FIB, dari BEM nya, dari UKM nya dan dari band band yang hadir. Cukup banyak juga berkoordinasi dan juga berdiskusi dengan kawan-kawan karena kemarin kita juga sempat main ke FIB, panggung panggung nya pun kemarin juga sempat berkoordinasi dan berkolaborasi gitu di BEM Undip untuk bermain di Band War Festival,” ungkap Ariq.
Menanggapi pemaparan GDO beserta jawaban para calon ketika sesi tanya jawab, Affiq Malik sebagai panelis merasa kapabilitas dan berbagai sokongan yang dimiliki BEM Undip cukup ideal untuk menjalankan gagasan yang disampaikan oleh kedua calon dengan catatan perlu adanya keselarasan antara idealisme dan realita.
“Tapi dengan otoritas dan kapabilitas yang dimiliki oleh BEM Undip secara kelembagaan, saya rasa program-program yang sudah dicanangkan oleh dua paslon tadi, paslon satu Arkan–Sajida dan dua Ariq–Khayi itu bisa dijalankan dengan optimal menurut saya dengan sokongan-sokongan misalnya contoh dengan standing point BEM Undip seperti apa, dan kemudian bagaimana hubungan bilateral yang dibangun masing-masing fakultas, atau ormawa-ormawa di Universitas Diponegoro. Kalau bisa idealisme itu coba dikomparasikan dengan realita yang ada. Apakah idealisme mereka itu semua gagasan-gagasan yang kemudian sudah tertuang dalam GDO, Grand Design Organization itu dapat berjalan dalam realitanya,” ujarnya.
Dengan digelarnya Roadshow, kedua pasangan calon berharap akan adanya feedback maupun aspirasi serta tersampaikannya gagasan mereka dalam tujuannya memenuhi kebutuhan mahasiswa FIB.
Berbeda dengan para calon pasangan, panelis dari BEM FIB 2024, Affiq Malik, berharap aksi nyata dan pertanggungjawaban atas apa saja yang sudah disepakati dari Ketua dan Wakil Ketua BEM 2025 yang terpilih nantinya.
“Saya pribadi tidak menaruh harapan banyak kepada teman-teman BEM Undip, hanya saya minta untuk apa yang kemudian sudah disepakati selama forum keberjalanan Pemira tadi itu benar-benar ditepati, jadi aksi nyatanya yang kemudian nanti akan kita tagih bareng-bareng. Karena pertanggungjawaban bukan hanya ke saya saja sebagai panelis, tetapi kepada mahasiswa FIB pun juga lebih luas lagi nanti kepada mahasiswa umum.” tutur Affiq.
Reporter: Irsyad, Diaz, Rana, Syipolo
Penulis: Rana
Editor: Fajri