HMPS Sejarah × Sospol BEM FIB, Bahas Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

Dok. Hayamwuruk/Alim Rizka

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) berkolaborasi bersama Bidang Sosial Politik (Sospol) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIB Undip mengadakan diskusi membahas proyek penulisan ulang sejarah nasional Indonesia. Acara ini dilaksanakan pada Kamis (19/6/2025) bertempat di Joglo Besar FIB Undip.

Diskusi ini menghadirkan dua dosen Program Studi Sejarah FIB Undip, yakni Prof. Dr. Endang Susilowati, M.A. dan Dr. Drs. Haryono Rinardi, M.Hum., yang keduanya turut terlibat dalam proyek penulisan ulang sejarah nasional tersebut.

Dalam paparannya, Prof. Endang mengaku berperan sebagai editor Jilid 7, sementara itu ia menyebutkan bahwa Dr. Haryono ikut serta dalam penulisan jilid yang sama, yakni tentang Perang Kemerdekaan Indonesia.

“Ada tiga dewan editor umum, salah satunya Prof. Singgih dari Undip. Lalu, ada dewan editor jilid, salah satunya saya di jilid tujuh, sementara Pak Haryono adalah penulisnya (di jilid yang sama —Red),” ungkap Prof. Endang.

Ketika ditanya terkait urgensi penulisan ulang sejarah nasional Indonesia, Prof. Endang mengatakan bahwa hal-hal terkait pemerintahan yang sedang berlangsung perlu ditulis dan selain itu juga, perlu adanya pembaharuan, sebab kata Prof. Endang bahwa setiap zaman  akan menulis sejarahnya sendiri.

“Apakah (pemerintahan –Red) Prabowo boleh dituliskan? Boleh. Selain itu, hal-hal yang baru ditemukan dari berbagai sumber tentang sejarah bisa di-update. Karena, setiap zaman ‘kan tentu menulis sejarahnya sendiri,” jelas Prof. Endang.

Anggun Wahyu Subekti, Ketua Pelaksana KOPI HM, mengungkapkan munculnya kontroversi dalam diskusi disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa yang membaca berita belum jelas. 

“Pro-kontra kan terjadi dalam diskusi ini. Mungkin, karena mahasiswa membaca dari berita-berita yang belum jelas dan komentar netizen kadang mengadu domba,” katanya. 

Johanes Handaru, mahasiswa Sejarah 2023 sekaligus peserta diskusi KOPI HM, berharap penulisan sejarah nasional Indonesia dilakukan secara objektif dan berdasarkan fakta sebenarnya.

“Semoga saja penulisan dilakukan sejarah secara objektif dan berdasarkan hard fact, terutama bagi korban nih, pelanggaran HAM juga, dan kita perlu menuliskan fakta-fakta sekeras kerasnya,” terang Handaru.


Reporter: Lia, Syipolo, Diaz, Alim, Iyock
Penulis: Marricy
Editor: 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top