Sajak-sajak Dian

WAKTU

Meratap tatap tubuh berdarah
Bulir waktu berderit, lalu tumbuh
Sementara akar ukir keabadian
Dan daun, dan bunga, dan buah
masih hijau . . .

Ketika
Waktu pangkas ratap
memang tidak pada tanda untuk dibaca
Eh, tidak. Tidak ada tanda untuk dibaca
Hanya pikiran menggantung waktu.

REFLEKSI

Aku melihat Tuhan menari
Aku tertawa. Sunyi.

Dian. Meminati diskusi filsafat, sosial dan budaya.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top