Melawan Kotak Kosong


Ada banyak hal yang dapat kita cermati
dari Pemilihan Raya (Pemira) F
akultas Imu Budaya (FIB) tahun ini. Salah satunya adalah
hanya memiliki satu pasangan calon (paslon)
,
yaitu Helmi Fergian Rudiansyah – Sri Handayani, paslon nomor satu
.


Meskipun hanya ada calon
tunggal
, bukan berarti mereka
tanpa lawan
. Lawan
yang harus mereka hadapi
, tak lain adalah
kotak kosong.

Muhammad Chaerul Rais,  Ketua Badan
Eksektutif Mahasiswa (BEM) FIB,
mengungkapkan bahwa dirinya pun tak tahu faktor-faktor apa yang membuat
mahasiswa FIB enggan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM
FIB.

Namun yang jelas, mengacu pada Peraturan Mahasiswa (Perma) FIB Undip No.5
Tahun 2017, jika setelah perhitungan suara dimenangkan oleh

kotak kosong, maka akan dilaksanakan
Kongres
Mahasiswa Istimewa dengan tujuan untuk mengajukan
nama-nama paslon.
“Itu memang proses yang harus kita lalui
buat tahun ini. Kalau pun nantinya aka nada calon lagi atau yang menang
Helmi-Sri, itu menurut saya sudah bagus. Temen-temen sudah diberi kesempatan untuk
memilih, di sini
,
tambah Rais.

“Kongres istimewa ini, nantinya akan
diajukan oleh Panlih, melalui SK (Surat Keputusan) Panlih. Kemudian akan
diselenggarakan oleh Senat dan dihadiri seluruh mahasiswa FIB
,ujar Trisna Anjar, ketua Panlih (Panitia Pemilihan) Pemira FIB 2017 saat
diwawancarai di joglo kecil FIB.

Cukup menarik memang,
keberadaan dari kotak kosong yang menjadi lawan mereka
ini. Kotak kosong memang
bukan manusia, namun
memiliki ruang yang cukup untuk
menampung suara-suara mahasiswa FIB
. Lalu,
strategi apa yang sudah disiapkan oleh paslon satu
-satunya ini
dalam menghadapi lawan yang bukan manusia
itu?

“Kita membuka ranah publik, bahwasanya
apakah mau FIB dipimpin oleh kotak kosong?
,
ujar Helmi.  Namun, di sini ia tidak
mengungkapkan
dengan
gamblang
strategi yang ia dan Sri susun dalam
menghadapi kotak kosong.

Lalu,
hal unik lain yang dapat dicermati saat debat terbuka adalah
dengan adanya
pembagian permen gratis
. Pembagian permen tersebut
dilakukan oleh tim sukses paslon nomor urut satu
ini.

“Iya itu termasuk strategi kampanye kita. Amunisi
yang kita siapkan, dan biar gak sepi
juga
,ucap Sri membenarkan.
Selain melakukan promosi lewat akun media sosial,
mereka juga membagikan permen gratis pada para
mahasiswa
yang menghadiri debat terbuka yang berlangsung di Gedung Seba Guna (GSG) FIB
, Rabu lalu (9/11).

“Selama itu tidak melanggar aturannya
panlih
, ya tidak apa-apa. Kita
tau aturan kok.
” Kata Helmi,
menambahkan.
 Ketua
Panlih, Trisna pun juga membenarkan, bahwa apa yang dilakukan oleh timses
Helmi-Sri ini tidaklah melanggar aturan dari Panlih.

Helmi-Sri,
dengan kompak menanggapi
perihal debat
terbuka yang telah berlangsung
itu dengan rasa
kecewa pada mahasiswa S1
. Pasalnya, mereka tidak  terlihat begitu
bersemangat dalam Pemira FIB tahun ini.
Hal
tersebut berbanding terbalik
, dengan
mahasiswa D3 yang justru
bersemangat. Walau
mereka sudah bukan lagi bagian dari FIB.

“Solusi dari kami, sistem kaderisasi ini
mau kita rembukin bersama-sama.
Apakah memang ben
ar apa yang diinginkan
mahasiswa FIB ini
, seperti yang sekarang
atau bukan
,
pungkas Helmi dalam menanggapi
kurangnya
antusiasme mahasiswa S1
dalam
rangkaian Pemira FIB tahun
ini.

Reporter : Arun, indah
Penulis : Putri nova

Editor
: Qonita & Ulil
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top