Resensi Film Kingdom of the Planet of the Apes

Sumber Gambar: IMDb.com

Judul Film : Kingdom of the Planet of the Apes
Produksi : Chernin Entertainment, Oddball Entertainment dan Shinbone Productions
Sutradara : Wes Ball
Produser : Joe Hartwick Jr.
Penulis : Josh Friedman, Rick Jaffa, Amanda Silver dan Patrick Aison
Durasi : 2 jam 25 menit
Tanggal Rilis : 10 Mei 2024

The Kingdom of the Planet of the Apes merupakan bagian dari waralaba Planet of the Apes. Mengusung tema fiksi ilmiah film ini adalah sekuel dari War of the Planet of The Apes (2017). Tidak seperti tiga film sebelumya yang digarap oleh Matt Reeves, kali ini film dinahkodai oleh Wes Ball.

Berlatar waktu bergenerasi-generasi setelah kematian tokoh Caesar di film sebelumnya, kisah dimulai dengan kera bernama Noa (Owen Teague) dan kedua temannya yang mencari telur elang untuk upacara di klan mereka esok hari. Namun, karena ada penyusup yang menghancurkan telur milik Noa, mengharuskan kera tersebut pergi mencarinya lagi. Dalam perjalanannya Noa bertemu sekelompok kera yang saling berkelahi dan mengakibatkan terlacaknya tempat tinggal Noa. Kelompok kera tersebut mulai merusak desanya dan menawan anggota klan Noa untuk dijadikan budak.

Dari titik itu dimulailah perjalanan Noa untuk menyelamatkan klannya. Dalam perjalanannya ia bertemu orangutan bernama Raka (Peter Macon) dan seorang manusia yaitu Mae (Freya Allan). Namun, mereka malah ditangkap oleh kelompok kera perusak dan dibawa ke depan kerajaan Proximus Caesar (Kevin Durand).

Sebagai sebuah seri reboot (pembuatan ulang cerita yang mirip dengan versi aslinya), Kingdom of the Planet of the Apes memiliki sinematografi yang memukau dengan visual yang halus. Gedung-gedung yang rusak akibat termakan umur, lilitan tanaman liar, dan landscape dunia yang hancur cukup mengesankan. Rupa dan gerakan para kera berhasil diperlihatkan dengan realistis, tidak kaku sama sekali berkat Computer Generated Imagery (CGI) yang fantastis. Pertarungan antar kera terkesan bringas dan mendebarkan, hal itu ditunjang juga dengan scoring (peran audio dalam memberi suasana film)  yang tepat. Bisa dibilang kekuatan utama dalam film ini terletak dari segi sinematografi.

Untuk alur cerita sendiri tentang perjalanan Noa menyelamatkan klannya memiliki format yang cukup mudah dipahami. Latar belakang kenapa kera dapat mendominasi cerita dapat diketahui tanpa perlu menonton film sebelumnya karena terdapat beberapa penjelasan terkait di film terbaru. Kisah penyelamatan oleh pahlawan yang diakhiri happy ending cukup klasik. Bagian awal film Kingdom of the Planet of the Apes memberikan kesan yang bagus dengan tensi yang cukup. Menuju pertengahan alur menjadi cukup lambat, tetapi itu memberi ruang untuk menikmati keindahan visualnya. Menuju akhir film, tensi berubah dan memberikan pertarungan dan aksi yang menarik.

Dari sisi penokohan, protagonis utama Noa berhasil diperankan dengan baik oleh Owen Teague, terjadi perkembangan karakter yang cukup berarti seiring berjalanya film. Namun bila dibandingkan dengan tokoh Caesar di film sebelumnya masihlah terdapat jarak seberapa mendalamnya karakter itu. Orangutan bernama Raka cukup memberikan warna dengan komedi melalui caranya sendiri, ekspresi dan gerakanya terasa hidup dan natural. Mae tokoh manusia dalam film ini terkesan masih kurang dalam penokohan, entah karena memang porsi untuk karakter manusia memang dibatasi dalam film ini. 

Untuk pemeran antagonis utama terlihat cukup menjanjikan di awal film apa lagi di trailer saat dia mengucapkan “What a wonderful world” cukup memberi gambaran yang mengesankan. Namun, karakter Proximus Caesar ini terasa tidak digali lebih mendalam. Hubungan dia dengan karakter utama, latar belakangnya dan pemikiranya masih terlihat dangkal. Maka dari itu tokoh Proximus tidak begitu membekas di hati penonton. 

Sejauh ini Kingdom of the Planet of the Apes terasa sebagai film yang tidak sesuai dengan ekspektasi besar penonton. Kesan yang ditinggalkan oleh film ini terasa kurang melekat dibandingkan tiga film pendahulunya. “Kingdom” tidaklah semegah yang ada di trailer. Dengan ending yang cukup menggantung mungkin ada film lanjutan dari series ini.

 

Penulis : Ijas
Editor : Fajri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top