“Pindah jadwal” kata itu yang keluar dari komting kelas saya. “Kok bisa” hati saya bertanya-tanya.Sudah dua kali pertemuan tidak ada kelas alias kosong. Ada apa gerangan? Apakah dosennya tidak ada? Ternyata bukan. Terus kalau seperti itu kenapa? “ Kelasnya dipakai kelas lain,” kata temanku.
Mungkin TU kewalahan membagi jumlah ruangan dengan jumlah mahasiswa yang begitu banyak. Alasan itu masih bisa saya terima. Namun, ternyata tak hanya kelas yang bentrok, tapi jadwal mata kuliah juga bentrok. Wah wah wah. Tak hanya mahasiswa saja ya yang bisa bentrok dengan polisi, Jadwal mata kuliah saja ikut-ikutan bentrok. Coba bayangkan, dihari yang sama, waktu sama, satu orang harus mengikuti dua mata kuliah. Selain itu, terkadang juga satu ruang untuk dua jurusan. Mana bisa.
Misal saja, D3 Inggris dengan Sastra Inggris yang ternyata kelasnya bentrok. Mereka sama-sama ingin menempati kelas itu, karena jadwalnya memang di tempat itu.
Mungkin tak jadi soal jika hal semacam itu terjadi hanya sekali dua kali. Tetapi, sepertinya tiap pergantian semester ada kesalahan jadwal. Sebetulnya, manajemen yang diterapkan bagaimana?
Terus terang, saya merasa kurang enak harus pindah-pindah terus. Saya yang reguler merasa tidak senang harus kuliah dari pukul tujuh sampe 15.20. dikarenakan kelasnya penuh semua. Yang jadwal pagi bentrok dengan yang lain, dipakai D3, atau apalah.
Semoga hal ini bisa menjadi pertimbangan TU dalam mengatur jadwal semester depan. Sehingga, tak ada lagi keluhan-keluhan dari mahasiswa. Saya tak menyalahkan pihak TU, saya berusaha memahami itu. Tapi, alangkah baiknya jika tidak jatuh di lubang yang sama. Terima kasih.
Mahasiswa Sastra Inggris Reguler
Angkatan 2005